APD Media Indonesia.CO.ID – JAKARTA Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mandiri Institute edisi April 2025 menunjukkan bahwa penge...
APD Media Indonesia.CO.ID – JAKARTA Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mandiri Institute edisi April 2025 menunjukkan bahwa pengeluaran konsumen selama liburan Idulfitri tahun 2025 berkurang dibandingkan sebelumnya. Pada bulan Ramadhan 2025, aktivitas pembelanjaan mencapai puncak pada pekan ke-4 dan mengalami perlambatan saat hari raya Idulfitri tersebut.
"Peristiwa ini tidak sama dengan tren yang ada pada tahun-tahun sebelumnya di mana titik tertinggi pembelian terjadi selama masa libur Idul Fitri. Ini pun mencerminkan bahwa perpindahan pulang kampung serta kegiatan wisata untuk Ramadhan 2025 cenderung lebih dibatasi," begitu bunyi laporannya, Selasa (15/4).
Secara umum, peningkatan pengeluaran selama Ramadan dan liburan Idulfitri pada tahun 2025 dibandingkan dengan sebelum Ramadhan adalah 11,2%, ini sedikit menurun jika kita bandingkan dengan masa yang sama di tahun 2024 yang mengalami kenaikan sebesar 12,1%.
Apabila dilihat berdasarkan data per minggunya, pengeluaran selama Ramadan tahun 2025 hanya mulai naik secara signifikan pada minggu ketiganya yaitu sebesar 11,8%, turun dibandingkan dengan angka 9,3% yang dicapai pada tahun 2024.
Mandiri Institute mengatakan bahwa peningkatan itu bisa diartikan sebagai kebergantungan publik pada Tunjangan Hari Raya (THR) yang meningkat untuk memperkuat konsumsi selama bulan Ramadhan. Ini karena biasanya THR mulai dibagikan dari minggu ketiga.
Berikutnya, apabila diamati sejak masa pra-Ramadan hingga menjelang Ramadan 2025, kegiatan pembelanjaan meningkat tetapi jumlah barang yang dibeli justru menurun, khususnya selama bulan Ramadhan.
" perilaku ini menggambarkan cara masyarakat melakukan penyesuaian dalam pola konsumsinya sesuai dengan kemampuan keuangannya di hadapan berbagai kesulitan ekonomi yang ada," demikian tertulis dalam laporannya.
Selanjutnya, pergerakan mudik yang dibatasi ini memicu peningkatan konsumsi saat liburan Ramadan dan lebaran di kampung halaman para pemudik, sementara itu tidak sama seperti di tempat tujuan mereka.
Peningkatan pengeluaran di Banten selama Ramadhan tahun 2025 sebesar 10,8%, yang mana ini melebihi kenaikannya pada Ramadhan 2024 yaitu 5,7%. Di sisi lain, di Jakarta angka tersebut naik menjadi 10,1% pada tahun 2025 setelah sedikit menurun dari 10,7% di tahun 2024, serta untuk Jawa Barat tercatat peningkatan ke 13,1% pada tahun 2025 berbanding dengan 13,4% di tahun 2024 atau hampir tak ada perubahan signifikan.
Sebaliknya dari Jawa Tengah yaitu sebagai destinasi mudik, wilayah tersebut hanya akan mengalami peningkatan sebanyak 15,5% pada tahun 2025, yang mana angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan 16,5% pada tahun 2024. Sementara itu, untuk DI Yogyakarta sendiri diproyeksikan hanya mampu bertambah sekitar 2,6% pada tahun 2025, atau tercatat 13,5% lebih lamban pertumbuhanya jika dibandingkan periode 2024.
Penurunan pengeluaran di Jawa Tengah disebabkan oleh penurunan jumlah pemudik sebesar 19% menurut data yang diperoleh dari jalan tol, udara, dan laut. Sementara itu, DI Yogyakarta juga mengalami penurunan, hal ini dapat diamati dari angka ocupancy kamar hotel antara tanggal 28 Maret sampai dengan 1 April 2025 yang mencapai 30%-50%, sementara periode Lebaran tahun 2024 cukup baik yaitu dalam rentang waktu enam hari dengan rata-rata occupancy 85%-90%.
COMMENTS