APD Media Indonesia , BANDUNG — Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) OJK ) mengevaluasi performa industri jasa keuangan (I...
APD Media Indonesia , BANDUNG — Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) OJK ) mengevaluasi performa industri jasa keuangan (IJK), terutama di sektor tersebut perbankan Di Jawa Barat sampai Februari 2025 tetap stabil.
Perkara itu tampak melalui pendanaan yang solid, kelancaran arus kas yang cukup, serta manajemen risiko yang baik.
Kepala OJK Provinsi Jawa Barat Darwisman menyebutkan bahwa sampai bulan Februari tahun 2025, industri perbankan di Jawa Barat mencatat pertumbuhan yang positif secara tahun-ke-tahun (y-o-y). Indikasi ini terlihat melalui berbagai parameter seperti jumlah aset, dana pihak ketiga (DPK), serta kredit, masing-masing tumbuh sekitar 4,97%, 5,14%, dan 6,29%.
Dia menyatakan bahwa tingkat risiko kredit yang diwakili oleh rasio Net Performing Loan (NPL) tetap terkendali dalam ambang batas toleransi meskipun mengalami penurunan 0,10% dibandingkan dengan posisi pada Januari 2025, sehingga mencapai angka 3,71 persen.
"Sementara itu, peran bank sebagai perantara tampak efisien melalui rasio Kredit ke Dana Yang Ditabung [KDT] yang mencapai 92,20%, naik sekitar 0,99% dibanding tahun lalu," jelasnya pada hari Selasa (15/4/2025).
Berikutnya, selama periode tersebut, pemberian kredit oleh lembaga perbankan (termasuk Bank Umum dan BPR) di Jawa Barat mencapai angka Rp653,34 triliun, naik sebanyak 6,29% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pangsa pasar untuk pembiayaan bank ini di Jawa Barat adalah 8,06%, berdasarkan total pengiriman kredit perbankan pada skala nasional.
Berdasarkan aktivitas operasionalnya, industri perbankan tetap dikuasai oleh model bisnis tradisional. Ini terlihat dari proporsi pangsa pasar yang mencakup aset total senilai 88,69%, yaitu sekitar Rp916,75 triliun, serta deposito berjangka rata-rata 89,12% atau setara dengan Rp631,53 triliun. Kredit mencapai 89,12% atau senilai Rp582,25 triliun," terangnya.
Berikutnya, jika dilihat dari tipe bisnis, Bank Umum tetap mendominasi dibandingkan dengan yang lain. Bank Perkreditan Rakyat memiliki Market Share Total Aset senilai 96,83% yaitu setara dengan Rp1.000,89 triliun, Market Share Dana Pengumpul Kas mencapai 96,81% atau sama denganRp686,04 triliun serta Market Share Kredit/Pembiayaannya adalah 96,96% yang berarti sekitar Rp629,66 triliun.
Dia menyatakan bahwa pertumbuhan aset bank umum dengan kantor pusat di Jawa Barat hingga bulan Februari tahun 2025 mencapai angka Rp196,42 triliun, naik sebanyak Rp11,24 triliun atau bertambah 6,07% (year-on-year/yoy) dibandingkan periode sama tahun 2024 yaitu senilai Rp185,17 triliun.
"Seperti halnya aset, DPK Bank Umum berpusat di Jawa Barat meningkat Rp1,94 triliun atau 1,46% [year-on-year], dari angka Rp132,84 triliun pada bulan Februari 2024 hingga mencapai Rp134,79 triliun pada Februari 2025," jelas dia.
Pada sisi lain, pertumbuhan kredit yang dicapai mencakup peningkatan senilai Rp5,59 triliun atau 4,56% (year-on-year/yoy), bergerak dari angka Rp122,80 triliun di awal tahun 2024 hingga mencapai Rp128,40 triliun pada bulan Februari 2025.
Pencatatan laba menunjukkan kenaikan senilai Rp12,58 miliar atau bertambah 4,51% (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu dari angka Rp278,90 miliar pada bulan Februari 2023 naik menjadiRp291,49 miliar di Februari 2024. di Februari 2025.
"Peningkatan keuntungan itu diperkuat oleh pertambahan pinjaman sebesar 4,56% (year-on-year/yoy). Secara keseluruhan, performa Bank Umum dengan kantor pusat di Jawa Barat terlihat lebih baik, meskipun rasio kredit bermasalah bruto memburuk dari 1,60% pada Februari 2024 menjadi 2,09% pada Februari 2025," tambahnya.
Darwisman menyatakan bahwa total kekayaan BPR dan BPRS dengan kantor pusat di Jawa Barat meningkat sebanyak Rp111,34 miliar atau 0,34% (mtm). Angka tersebut naik dari Rp32,63 triliun pada Januari 2025 hingga mencapai Rp32,74 triliun pada bulan Februari tahun yang sama.
Selanjutnya, DPK meningkat sebesar Rp56,39 miliar atau 0,25% (mtm), yaitu dari total Rp22,52 triliun di bulan Januari 2025 naik menjadi Rp22,57 triliun di bulan Februari 2025.
Kredit yang disalurkan meningkat sebanyak Rp381,18 miliar atau 1,64% (bulan lalu-bulan ini) dari total Rp23,29 triliun di bulan Januari 2025 hingga mencapaiRp23,67 triliun di bulan Februari 2025.
Di samping itu, sampai bulan Februari tahun 2025, prestasi dalam pemberian pinjaman kepada mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta Kredit Usaha Rakyat (KUR) mengalami pertumbuhan signifikan. Di provinsi Jawa Barat saja, ada sebanyak 90.727 wirausaha yang telah menerima dukungan finansial melalui program tersebut. Total nilai dari dana yang disalurkan mencapai angka Rp4,86 triliun, sedangkan jumlah saldo belum dibayar atau outstanding-nya adalah Rp4,73 triliun.
Menurut struktur pendanaannya, KUR untuk usaha mikro mendominasi dengan persentase 64,34%, disusul oleh KUR Usaha Kecil sebesar 35,42%, KUR Tenaga Kerja Indonesia mencapai 0,18%, dan terakhir KUR Super Mikro hanya 0,05%.
COMMENTS